Sunday, January 27, 2013

Buktikan Cintamu!

sumber gambar dari sini



Hari Sabtu kemarin, tanggal 26 Januari 2013, muslimin Indonesia yang ada di Belgia, yang tergabung dalam wadah KPMI (Keluarga Pengajian Muslim Indonesia di Belgia), mengadakan pengajian bulanan seperti biasanya. Akan tetapi ada yang berbeda pada pengajian kali ini, selain kehadiran rombongan dari Federasi Muslim Eropa. Ada apakah gerangan? Tak lain adalah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Ya Robbi sholli ‘ala Muhammad

Ya Robbi sholli ‘alaihi wasallim


Begitulah cuplikan sholawat yang dilantunkan oleh grup sholawat bapak-bapak diiringi dengan tabuhan rebana ibu-ibu Antwerpen, grup Al Hawa namanya. Kami pun mengikuti bacaannya dan terhanyut dalam suasana yang syahdu…

Sejenak pikiranku melayang ke sebuah negeri yang subur dan padat penduduk. Lingkungan yang cukup kukenal sejak lahir hingga besar, yaitu tanah airku tercinta, Indonesia. Suasana semarak di setiap perayaan Maulid Nabi sangat kurasakan.

Mulai acara pengajian umum, karnaval, aneka perlombaan Islami, bazar sampai saling berkirim makanan dilakukan. Meriaaah sekali!

Kami yang jauh dari tanah air pun, tak ingin kalah dalam menyemarakkannya, yakni dengan menggelar pengajian plus-plus. Meski semarak itu hanya dirasakan di sebuah aula KBRI, tempat pengajian ini diselenggarakan, semoga Allah meridloinya.

Entah sudah berapa kali kita mengikuti perayaan Maulid Nabi seperti ini. Sepuluh, dua puluh atau sudah lebih dari tiga puluh kali? Masya Allah… Sudahkah banyaknya perayaan ini sebanding dengan bertambah besarnya cinta kita kepada Rasulullah? Atau sebanding dengan semakin banyaknya sunnah Rasul yang kita kerjakan? Saya jadi ingat kebiasaan salah satu sahabat nabi, Umar bin Khothob ra. Beliau memiliki kebiasaan setiap Ramadhan, berkomitmen untuk menghilangkan satu kebiasaan buruk. Satu saja! Itu pun tidak mudah bagi orang yang tidak memiliki kesungguhan. Bagaimana dengan kita? Seandainya setiap maulid, kita berkomitmen untuk melaksanakan SATU saja dari sunnah Rasul secara istiqomah. Masya Allah...

Kita adalah umat Nabi Muhammad SAW. Kita mengaku mencintai kekasih-Nya. Namun, rasanya cinta tidak cukup hanya dikatakan. Cinta membutuhkan pembuktian!

Bagaimana cara membuktikan rasa cinta kita kepada Rasulullah SAW?

1.      Mengimaninya
Dalam Al Qur’an, Allah berfirman, “Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (Al-A’raf: 158)
Jadi, iman kepada rasul juga termasuk salah satu rukun iman, yang harus diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dilakukan dengan amal perbuatan. Dalam arti, kita membenarkan bahwa rasulullah adalah utusan Allah yang diberi wahyu oleh Allah untuk kemudian disampaikan kepada seluruh umat manusia.

2.      Mencintainya
Mencintai Rasulullah adalah bukti kecintaan kita pada Allah. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam Al Qur’an surat Ali Imran 31, “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.Rasulullah SAW bersabda: Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, 'Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, kalian tidaklah beriman, hingga kalian lebih mencintai aku dari orang tuanya dan anaknya. (HR. Bukhari)
Kita patut belajar mencintai Rasulullah ini kepada para sahabat. Sebut saja salah satu shohabiyah, Nusaibah binti Ka’ab atau Ummu Imarah. Beliau beserta suami dan anaknya rajin mengikuti peperangan, termasuk di perang Uhud. Sampai kemudian beliau terluka untuk melindungi Rasulullah. Beliau tidak lagi memperdulikan nyawanya, asal Rasulullah selamat. Hal ini dilakukan karena besarnya kecintaan beliau pada rasulullah SAW. Hingga Nabi SAW pun berdo’a agar Allah berkenan menjadikan Nusaibah dan anaknya menjadi sahabatnya di surga nanti.

3.      Mematuhinya
Kita hendaknya melaksanakan apa yang disukai Rasulullah dan menghindari apa yang dibenci beliau SAW.
Kita bisa mengingat dalam siroh, ketika turun perintah memakai jilbab bagi para muslimah. Dikisahkan para muslimah waktu itu, langsung mengambil korden-korden rumahnya untuk dipakai menutupi auratnya. Begitu pula ketika turun ayat tentang larangan minum khamr, dikisahkan jalan-jalan di Madinah dibanjiri khamr, karena semua muslim yang memiliki persediaan khamr, langsung menuangkan khamrnya di jalanan. Sungguh luar biasa, sami’na wa atho’na para sahabat terhadap Rasulullah.

4.      Bersholawat
Bagi orang yang jatuh cinta, biasanya suka menyebut-nyebut nama orang yang dicintai karena selalu teringat. Nah, bagi kita yang mengaku mencintai Rasulullah, hendaknya kita biasakan menghaturkan shalawat dan salam kepada beliau. Hal ini pun merupakan perintah Allah, sebagaimana difirmankan dalam Al Qur’an, surat Al Ahzab ayat 56: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya”. Mukmin yang ahli sholawat pun dijanjikan akan mendapatkan syafaat di yaumil akhir nanti.

5.      Membelanya
Rasulullah adalah junjungan kita dan uswah hasanah. Ketika beliau SAW dicela atau dihina, kita wajib membelanya. Menurut Syaikh Yusuf Qardhawi, dalam kondisi seperti ini hendaknya kita menghentikan dan bertindak sesuai dengan hukum/syari’at. Hendaknya kita bisa menjadikan kejadian ini sebagai sarana untuk memperkenalkan sosok Rasulullah SAW. Untuk sikap yang terakhir ini, kita bisa membagikan informasi tentang Rasulullah atau lebih baiknya lagi adalah kita menghidupkan sunnah rasul dalam keseharian, seperti yang telah dilakukan saudara kita di Inggris beberapa waktu yang lalu.

6.      Mengagungkannya
Kita hendaknya berupaya selalu mengagungkan rasulullah, di antaranya dengan menyebutkannya di awal do’a-do’a kita. Dalam sebuah hadits disebutkan, bahwa “Semua do’a itu terhalang, sampai dibacakannya shalawat”.

7.      Mencintai mereka-mereka yang dicintai beliau SAW
Ketika kita mengaku mencintai Rasulullah, sudah selayaknya kita mencintai orang-orang yang dicintai oleh beliau SAW. Kita hendaknya mengucapkan salam untuk mereka dan meneladaninya.
Dari Abdillah bin Mughafal, Rasulullah SAW bersabda, 'Takutlah kalian kepada Allah dalam bersikap terhadap sahabatku setelah masaku. Dan janganlah kalian menjadikan mereka sebagai tujuan (dalam celaan). Karena barang siapa yang mencintai mereka maka dengan cintaku aku mencintainya (mencintai orang yang mencintai sahabat). Dan barang siapa yang membenci mereka, maka dengan kebencianku, aku membencinya. Barang siapa yang menyakiti mereka, maka ia seperti menyakiti aku. Dan barang siapa yang menyakiti aku, hampir-hampir Allah mengazabnya. (HR. Tirmidzi)

8.      Berpegang pada “warisan” beliau SAW
Dalam sebuah hadits disebutkan, “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan tersesat selamanya jika berpegang teguh pada keduanya, yaitu Al Qur’an dan As Sunnah” (HR Malik, Muslim dan Ash habal Sunan).

In syaa Allah dengan berupaya melaksanakan itu semua, cinta kita tak sekedar ucapan di bibir saja. Semoga Allah terus membimbing langkah kita.

Semoga kelak Allah mempertemukan kita dengan manusia yang paling mulia, junjungan kita, uswah hasanah kita, Rasulullah SAW di dalam jannah-Nya. aamiin yaa Robbal 'aalamiin.

wallohu a'lam bish showab

No comments:

Post a Comment